Wednesday, August 2, 2023

JAD, SI ANAK YAHUDI YANG AKHIRNYA ISLAMKAN 6 JUTA ORANG LEBIH

JAD, SI ANAK YAHUDI YANG AKHIRNYA ISLAMKAN 6 JUTA ORANG LEBIH

Jad, adalah seorang bocah berusia 7 tahun di era tahun 40-an. Tinggal bersama keluarganya di salah satu apartemen pada sebuah kota di Prancis. Ia terlahir dari keluarga Yahudi yang taat dan berpendidikan tinggi. Ibunya salah seorang professor di universitas terkemuka di Perancis kala itu. 

Di salah satu sudut lantai dasar apartemen tersebut, ada sebuah toko kecil "serba ada" yang menjadi tempat bagi warga sekitar untuk memenuhi kebutuhan se hari-hari mereka, termasuk keluarga Jad. Toko itu milik seorang berkebangsaan Turki, Ibrahim, 67 tahun. Seorang yang sangat sederhana, bukan dari kalangan berpendidikan tinggi. 

Jad kecil hampir setiap hari berbelanja di toko ini. Bila berbelanja, selalu, tanpa sepengetahuan Ibrahim, setidaknya begitu persangkaannya , diam-diam ia mengambil sebuah permen coklat. Sampai suatu hari ia lupa mengambil ( maaf : mencuri ) coklat tersebut. 

Ketika melangkah meninggalkan toko, Ibrahim memanggilnya dan berkata, "Jad, kamu lupa sesuatu, Nak." Jad kecil memeriksa belanjaannya. Tetapi, tidak menemukan sesuatu yg terlupakan. 

"Bukan itu," kata Ibrahim. "Ini." Sambil memegang coklat yang biasa diambil Jad. Tentu saja Jad kaget dan ketakutan. Takut bila Ibrahim menyampaikan 'hal memalukan' tersebut ke orang tuanya. Reaksinya, bengong dan pucat..

"Tidak apa-apa, Nak,.. Mulai hari ini kau boleh mengambil sebuah coklat gratis setiap berbelanja sebagai hadiah. Tapi, berjanjilah untuk jujur mengatakannya," 
kata Ibrahim sambil tersenyum. 

Sejak hari itu, Jad menjadi sahabat Ibrahim.
Ia tidak hanya datang menjumpai Ibrahim untuk berbelanja, tetapi juga menjadi tempat bercerita dan menumpahkan keluh kesahnya. 

Bila menghadapi suatu masalah, Ibrahim adalah orang yg pertama diajaknya berbicara. Dan, bila itu terjadi, Ibrahim tidak pernah langsung mnjawabnya, namun selalu menyuruh Jad untuk membuka halaman sebuah buku tebal yg tersimpan di sebuah kotak kayu. Ibrahim akan membaca dua halaman tersebut tanpa suara, kemudian menjelaskan jawaban dari masalah yang dihadapi Jad. 

Hal tersebut berlangsung selama lebih kurang 17 tahun. Sampai satu ketika salah seorang anak Ibrahim mendatangi Jad dan memberikan kotak tersebut kepadanya sembari membawa berita yang sangat menyedihkan Jad yang saat itu telah menjadi pemuda. Ibrahim, sahabat sejatinya telah berpulang. Wafat. 

Kotak berisi kitab itu diterimanya penuh haru. Jad memperlaku-kannya dengan takzim sebagai representasi Ibrahim. 

Satu ketika, saat ia berhadapan dengan satu masalah pelik, ia mengambil kotak dan membuka kitab yang ada di dalamnya, sebagaimana yg sering ia lakukan dengan Ibrahim. Ternyata kitab itu bertuliskan huruf arab. Ia pun memohon kepada temannya yang berkebangsaan Tunisia untuk menjelaskan makna dari 2 halaman yang dipilihnya secara acak.

Sang teman ini pun kemudian membacakan makna tulisan itu. Sungguh, apa yang disampaikan sahabatnya, seakan bagai jawaban khusus bagi masalah yang sedang ia hadapi.... 
Jad lalu bertanya kepada sahabatnya: "Ini kitab apa..?"

*"Al-Qur'an*, kitab suci Umat Islam."

Kaget dan takjub Jad mendengar hal tersebut, Ia langsung bertanya bagaimana syarat utk menjadi seorang Muslim. 

Dijawab oleh Si Tunisia : "Mudah, Syahadat dan berusaha menjalankan Syariah."

Hari itu Jad masuk Islam dan mengubah namanya menjadi *Jadullah Al-Qurani*. Dia berjanji untuk mempelajari Al-Quran dengan se baik-baik dan semampunya. 

Tentu saja keluarganya yang beragama Yahudi, terutama Ibunya yang profesor,sulit menerima hal tersebut dan berusaha untuk mengembalikan Jad kepada keyakinannya semula. 
Sang Ibu berjuang dengan berbagai cara bahkan mengajak teman-teman dari kalangan intelektual Yahudi untuk memberi pengertian pada Jad. Ini berlangsung selama 30 tahun, tetapi tidak berhasil.

"Pengaruh Ibrahim yang bersahaja, ternyata mengalahkan semua orang-orang pintar di sekitar Jad." 

Jadullah pernah berkata:
*Saya menjadi Muslim di tangan seorang lelaki yg justru tidak pernah berbicara tentang agama"..*

"Tak pernah berkata" :
"kamu Yahudi!!"
"kamu Kafir!"
"belajarlah agama!"
"jadilah muslim!"

Tapi, ia menyentuh saya dengan "akhlak", sebaik-baiknya perilaku. Memperkenalkan kepada saya sebaik-baiknya kitab, Al-Qur'an"

Jadullah mempelajari Al-Qur’an serta memahami isinya, kemudian ia berdakwah di Eropa hingga berhasil mengislamkan enam ribu Yahudi dan Nasrani.

Suatu hari, Jadullah membuka lembaran-lembaran Al-Qur’an hadiah dari Ibrahim itu. Tiba-tiba ia mendapati sebuah lembaran bergambarkan peta dunia. Pada saat matanya tertuju pada gambar benua afrika, nampak di atasnya tertera tanda tangan Ibrahim dan dibawah tanda tangan itu tertuliskan ayat :

((اُدْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ…!!))

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik!!…” (QS. An-Nahl; 125)

Iapun yakin bahwa ini adalah wasiat dari Ibrahim dan ia memutuskan untuk melaksanakannya.

Beberapa waktu kemudian Jadullah meninggalkan Eropa dan pergi berdakwah ke negara-negara Afrika yang diantaranya adalah Kenya, Sudan bagian selatan (yang mayoritas penduduknya adalah Nasrani), Uganda serta negara-negara sekitarnya. Jadullah berhasil mengislamkan lebih dari 6.000.000 (enam juta) orang dari suku Zolo, ini baru satu suku, belum dengan suku-suku lainnya.

Jadullah Al-Qur'ani meninggal di tahun 2003, dlm perjalanan hidupnya sebagai seorang Muslim ...
30 tahun lebih ia telah meng Islamkan lebih dari 6 juta orang di Afrika..

Sementara Ibunya masuk Islam di tahun 2005, di usia 78 tahun, dua tahun setelah meninggalnya sang anak, Jadullah Al-Qur'ani.

Di sebagian fragmen cerita nyata ini, akhirnya menginspirasi sineas Perancis untuk memfilmkannya dengan judul, “MONSIEUR IBRAHIM et Les Fleurs du Coran‘ (Ibrahim dan Bunga-Bunga Quran) yang disutradarai Francois Dupeyron. Film ini dibintangi aktor legendaris mesir Omar Sharif (sebagai Uncle Ibrahim) dan aktor muda berbakat Perancis Pierre Boulanger (sebagai Jad, pemuda Yahudi).

_Subhanallah_
_Allahumma Sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Aalihi Washohbihi Wabarik Wassalim_

Semoga kita termasuk muslim yg kaffah

آمين يَارَبَّ العَالَمِين

Wednesday, June 21, 2023

KISAH SEPOTONG ROTI

KISAH SEPOTONG ROTI

 بِسْـــــــــــــــــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم

Dahulu..ada seorang lelaki yang beribadah selama 60 tahun lamanya
lalu ia terfitnah oleh seorang wanita
dan berzina dengannya selama enam hari
lalu ia sadar dan bertaubat
ia pun pergi meninggalkan tempat ibadahnya
lalu ia singgah di sebuah masjid
dan tinggal di sana selama tiga hari tak ada makanan..

Suatu ketika, ada orang yang memberinya roti
ketika ia hendak memakannya
ia melihat dua orang yang amat membutuhkan
ia pun memotong roti
dan memberikannya kepada keduanya..
sementara ia tak makan

Maka Allah memerintahkan malaikat untuk menimbang
antara amalannya selama 60 tahun dan zinanya selama 6 hari
ternyata lebih berat zina selama 6 hari

Lalu Allah memerintahkan menimbang zinanya 6 hari dengan dua potong roti
ternyata lebih berat dua potong roti
diriwayatkan oleh Nadlr bin Syumail dari perkataan ibnu Mas'ud
dan ibnu Abu Nuaim meriwayatkan juga kisah yang sama dari Abu Musa Al Asy'ari dengan sanad yang shahih..

Lihatlah..
ibadah 60 puluh tahun dikalahkan oleh zina 6 hari..
tidakkah menjadi takut hati kita untuk berbuat maksiat..

Lihat juga..
ternyata berinfak di saat kita butuh..
melebihi ibadah selama 60 tahun..

Namun..
itu tak mudah..
karena jiwa amat mencintai harta..
kecuali orang yang Allah berikan kekuatan padanya..

Berikut ini adalah hadis lengkapnya:
مصنف ابن أبي شيبة (2/ 351)
9813 – حدثنا بن سعيد عن سفيان عن سلمة بن كهيل عن أبي الزعراء
عن عبد الله أن راهبا عبد الله في صومعته ستين سنة فجاءت امرأة فنزلت إلى جنبه فنزل إليها فواقعها ست ليال ثم سقط في يده ثم هرب فأتى مسجدا فأوى فيه
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu:
“Ada seorang ahli ibadah yang menyembah Allah di musholla pribadinya selama 60 tahun lamanya. Setelah itu ada seorang perempuan yang singgah di mushollanya. Akhirnya si ahli ibadah mendekati wanita itu dan berzina dengannya selama enam hari. Kemudian dia menyesali perbuatannya dan lari menjauhi wanita tersebut. Pada akhirnya dia bermalam di suatu masjid.
فمكث ثلاثا لا يطعم شيئا فأتى برغيف فكسر نصفه فأعطاه رجلا عن يمينه وأعطى الآخر رجلا عن يساره
Selama tiga hari tinggal di masjid tersebut tidak ada satu pun makanan yang masuk ke dalam perutnya. Setelah tiga hari, ada seorang yang memberi sepotong roti kepadanya. Satu potong roti tersebut lantas dibagi menjadi dua bagian. Satu bagian dia berikan kepada orang yang ada di sebelah kanannya dan bagian yang lain dia berikan kepada orang yang ada di sebelah kirinya.
ثم بعث إليك ملك فقبض روحه فوضع عمل ستين سنة في كفة ووضعت السيئة في أخرى فرجحت ثم جيء بالرغيف فرجح بالسيئة
Lantas Allah kirimkan malaikat untuk mencabut nyawanya. Di hari Kiamat ibadah selama 60 tahun diletakkan di satu daun timbangan dan zina enam hari di daun timbangan yang kedua. Ternyata yang lebih berat adalah timbangan kejelekannya. Daun timbangan kebaikan lantas ditambahi dengan sepotong roti. Hasilnya amal kebaikannya lebih berat.” 

[Riwayat Ibnu Abi Syaibah dinilai shahih oleh al-Albani dalam Shahih Targhib wa Tarhib)

Thursday, May 25, 2023

USIA YANG HINA, ATAU UMUR YANG BERKAH

USIA YANG HINA, ATAU UMUR YANG BERKAH

Umur manusia adalah perkara ghaib dan merupakan rahasia Allah SWT. Tak seorangpun tahu berapa panjang usia yang dijatahkan untuknya. Jangan sia-siakan sisa usiamu bersemangat untuk beramal._

✍️Jalan Menuju Peringatan dan Perenungan tentang Tahapan Usia yang Dilalui Manusia :

✔️Pertama : sejak Allah SWT menciptakan Nabi Adam AS dan membekalinya dengan keturunan.
✔️Kedua : terhitung sejak seorang manusia terlahir dari rahim ibunya hingga ajal menjemput.
✔️Ketiga : dimulai sejak kebangkitan manusia dari alam dunia melalui kematian sampai bertiupnya sangkakala Malaikat Israfil di Padang Mahsyar. Umur ketiga adalah masa penantian seseorang dialam barzakh.
✔️Keempat : berlangsung sejak seorang manusia dibangkitkan dari alam barzakh, bersamaan dengan ditiupnya sangkakala yang kedua hingga manusia melangkah diatas shirath al-mustaqim.
✔️Kelima : dimulai sejak seseorang memasuki pintu surga, atau terjatuh dijurang neraka.

☝️Usia Ummat Rasulullah SAW tidaklah sepanjang usia Ummat-Ummat terdahulu : Dalam sebuah hadist disebutkan, usia mereka umumnya antara 60 sampai 70 tahun.

✅️Maka Setiap orang akan diminta pertanggung jawaban tentang umur yang dianugrahkan kepadanya :

🙏Rasulullah SAW bersabda : "Tak akan bergeser kedua kaki manusia pada hari kiamat sampai selesai ditanya tentang 4 perkara, yaitu tentang umurnya, dihabiskan untuk apa; tentang masa mudanya, dipergunakan untuk apa; tentang hartanya, darimana diperoleh dan untuk apa dibelanjakan; dan tentang ilmunya, apakah sudah diamalkan". (HR At-Tarmidzi).

✅️Rasulullah SAW, beliau selalu berdo'a, "Aku berlindung kepada-Mu dari usia yang paling hina :

↗️Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam biasa meminta perlindungan dengan do’a :

"Ya Allah, aku meminta perlindungan pada-Mu dari rasa malas, aku meminta perlindungan pada-Mu dari lemahnya hati, aku meminta perlindungan pada-Mu dari usia tua (yang sulit untuk beramal) dan aku meminta perlindungan pada-Mu dari sifat kikir atau pelit).” (HR. Bukhari, no. 6371).

🖕Bukan usia panjang yang terpenting, melainkan keberkahan usia. Keberkahan ditandai dengan bagusnya amal ibadah dan akhlaq. Semoga Allah SWT selalu bersama kita.

Aamiin Allahumma Aamiin.


Friday, October 14, 2022

10 MUSLIM TERBAIK menurut RASULULLAH Shollallahu Alaihi Wassalam

10 MUSLIM TERBAIK menurut RASULULLAH Shollallahu Alaihi Wassalam

1. *Belajar dan mengajarkan Alquran* . Rasulullah ﷺ bersabda: 

"Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya." 
_(HR Bukhari 5027)_

2. *Muslim yang berakhlak baik* . Rasulullah ﷺ bersabda: 

"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya." 
_(HR Bukhari 6035)_

3. *Muslim yang TERBAIK dalam membayar hutang* . Rasulullah ﷺ bersabda: 

"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik dalam membayar (mengembalikan hutang).” 
_(HR Bukhari 2305)_

4. *Muslim yang menebarkan keamanan dan kenyamanan* . Rasulullah ﷺ bersabda:

"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling boleh diharapkan kebaikannya dan aman dari keburukannya. " 
_(HR Tirmidzi 2263)_

5. *Muslim yang baik terhadap keluarga* . Rasulullah ﷺ bersabda: 

"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik terhadap ahli keluarganya." 
_(HR Ibnu Hibban: 4177)_

6. *Muslim yang gemar berbagi makanan dan menebar salam* . Rasulullah ﷺ bersabda:  

"Sebaik-baik kalian adalah orang yang memberi makan (kepada orang lain) dan menjawab salam." 
_(Shahīh al-Jāmi' 3318)_

7. *Muslim yang berkenan berbagi tempat saf dalam sholat* . Rasulullah ﷺ bersabda:  

"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik dalam meluaskan tempat (bagi orang masuk dalam saf) dalam sholat." 
_(Targhīb wa Tarhíb 1/234)_

8. *Muslim yang gemar berbuat kebajikan sepanjang hidupnya* . Rasulullah ﷺ bersabda:

"Sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang umurnya dan baik amal perbuatannya." 
_(Shahīh al-Jāmi' 3297)_

9. *Muslim yang menebar kemanfaatan untuk semua* . Rasulullah ﷺ bersabda: 

"Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain." 
_(Shahīh al-Jāmi' 3289)_

10. *Muslim yang baik terhadap sahabat dan tetangga* . Rasulullah ﷺ bersabda: 

"Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah orang yang paling baik terhadap sahabatnya. Sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah orangnya yang paling baik terhadap tetangganya" 
_(Shahīh Adabul Mufrod: 84)_

Sunday, March 27, 2022

IKHLAS

 🌻 *I K H L A S*💞

✍️  *_Katakanlah (bahwa) sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku, hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam._*
(QS. Al. An'am : 162)


☕️ *_Itulah cermin IKHLAS yang hakiki*_

_*🔘 IKHLAS* itu sesuatu yang sulit namun harus dipelajari dan dilaksanakan secara Istiqomah dalam hidup ini..._

_*🔘 IKHLAS* itu ketika Nasihat, Kritik, bahkan Fitnah_

*_tidak mengendurkan niat baik kita dan tidak membuat kita kehilangan Semangat._*

_*🔘 IKHLAS* itu ketika hasil tak sebanding dengan usaha dan harapan,_

*_namun tak membuat kita menyesal dan tenggelam dalam kesedihan._*

_*🔘 IKHLAS* itu ketika perbuatan baik kita disambut dengan berbagai
 *PRASANGKA BURUK*

*_namun tak membuat kita mengeluh dan putus asa._*

_*🔘 IKHLAS* itu ketika kita dipuji atau dihina,_

_*tetapi kita tidak SAKIT HATI.*_

_*🔘 IKHLAS* itu ketika posisi kita diatas tak membuat kita angkuh dan sombong,_
*_dan ketika posisi kita di bawah tak membuat kita Rendah diri._*

_*🔘 IKHLAS* itu ketika khilaf mendorong kita untuk meminta maaf,_
*_dan ketika salah mendorong kita untuk instropeksi._*

_*🔘 IKHLAS* itu ketika orang lain berbuat salah kepada kita,_
_segera untuk memberikan maaf kepadanya._

_*🔘 IKHLAS* itu ketika kita bisa menghadapi wajah marah dengan senyum ramah_

_*🔘 IKHLAS* itu ketika kita senantiasa beramal tanpa pernah menyebut dan menunjukkan kepada orang lain._


*• IKHLAS itu tak terucap,*
*• IKHLAS itu tak terlihat.*
*• IKHLAS hanya terasakan di dalam Hati.*


 *Sahabatku.........*

_*IKHLAS itu...*_
_Ketika Membalas Setetes Kejahatan dengan lautan Kebajikan..._

_*IKHLAS itu...*_
_Ketika Menerima Kenyataan bahwa Takdir, *adalah Kehendak ALLAH,* Walau terkadang di awal tdk seperti yg diinginkan..._

_*IKHLAS Itu...*_
_Ketika kita diberi *Cobaan, Sakit atau Kesedihan,* kita tetap sabar dan berbesar hati. Karena itu kehendakNYA._


📚 *”Hanya orang-orang ikhlaslah yang berhak mendapat surga”*
( H R Muslim )

*SEMOGA BERMANFAAT*

Saturday, February 19, 2022

Bao Zheng 包拯 - JUDGE BAO

Bao Zheng 包拯 - JUDGE BAO 


Bao Zheng (包拯) Bao Gong (包公; Bāo Gōng; 'Lord Bao') atau yang kita kenal dengan sebutan JAKSA BAO adalah seorang hakim dan negarawan terkenal pada zaman Dinasti Song Utara. Beliau lahir pada tahun 999 M dan mangkat pada tahun 1062 M. Karena kejujurannya dia mendapat julukan Bao Qingtian (包青天) yang berarti “Bao si langit biru”; sebuah nama pujian bagi pejabat bersih. Sementara musuh-musuhnya menjulukinya Bao Heizi (包黑子) yang artinya si hitam Bao karena warna kulitnya yang gelap. Nama kehormatannya adalah Xiren (希仁).

Bao dilahirkan pada jaman Dinasti Song tahun 999 dalam keluarga sarjana di Luzhou (sekarang Hefei, propinsi Anhui Tiongkok). Kehidupan awalnya banyak memengaruhi kepribadiannya. Orang tuanya walaupun hidup pas-pasan, namun masih sanggup menyekolahkannya dengan baik.

Ketika sedang mengandungnya, ibunya sering turun naik gunung untuk mengumpulkan kayu bakar. Di kampungnya dia banyak berteman dengan rakyat jelata sehingga dia mengerti beban hidup dan masalah mereka. Hal ini membuatnya membenci korupsi dan bertekad untuk menegakkan keadilan dan kejujuran.
Bao Zheng lahir dalam keluarga sarjana di Shenxian (慎县), Hefei, Luzhou (sekarang Kabupaten Feidong dekat Hefei, Anhui). Keluarga Bao berada di kelas menengah, ayahnya Bao Lingyi (包令仪) adalah seorang sarjana dan pejabat, sedangkan kakeknya Bao Shi Tong (包士通) adalah orang biasa. Meskipun orang tua Bao mampu menyekolahkannya, ibunya harus mendaki gunung untuk mengumpulkan kayu bakar sebelum dia melahirkannya. Ketika Bao tumbuh di antara kelas pekerja rendah, dia sangat memahami kesulitan orang, membenci korupsi dan sangat menginginkan keadilan.

Pada usia 29 tahun, Bao lulus ujian kerajaan tingkat tertinggi dibawah pengujian langsung dari Kaisar hingga menyandang gelar Jinshi. Sesuai hukum dan peraturan saat itu yang mengatakan bahwa seorang sarjana Jinshi dapat ditunjuk menempati posisi penting dalam pemerintahan, maka Bao diangkat sebagai pejabat kehakiman mengepalai Kabupaten Jianchang.
Setelah orang tuanya meninggal, Bao Zheng, yang saat itu berusia 39 tahun, diangkat menjadi hakim Kabupaten Tianchang tidak jauh dari kota kelahirannya. Di sinilah Bao pertama kali membangun reputasinya sebagai hakim yang cerdik. Menurut sebuah anekdot, seorang pria pernah melaporkan bahwa lidah lembunya telah dipotong. Bao menyuruhnya kembali dan menyembelih sapi untuk dijual. Segera seorang pria lain tiba di pengadilan dan menuduh orang pertama secara pribadi membantai "binatang beban", sebuah pelanggaran yang dapat dihukum dengan hukuman satu tahun perbudakan. Bao berteriak: "Mengapa kamu memotong lidah lembunya dan kemudian menuduhnya?" Dalam keterkejutan, pelakunya harus mengaku.

Namun dia mengundurkan diri tak lama kemudian karena sebagai anak berbakti dia memilih pulang kampung untuk merawat orang tuanya yang sudah tua dan lemah selama sepuluh tahun. Baru setelah kematian orang tuanya, dia kembali diangkat sebagai pejabat, kali ini sebagai pejabat kehakiman Propinsi Tianchang. Ketika itu dia telah berumur 40 tahun.

Sebagai pejabat, Bao bekerja dengan adil, berani, dan berpegang pada kebenaran. Kecerdasan dan bakatnya membuat banyak orang kagum, termasuk Kaisar Song Renzhong yang mempromosikannya dan memberikannya jabatan penting termasuk sebagai hakim di Bian (sekarang Kaifeng), ibukota Dinasti Song.

Dia terkenal karena pendiriannya yang tak kenal kompromi terhadap korupsi di antara pejabat pemerintahan saat itu. Dia menegakkan keadilan bahkan menolak untuk tunduk pada kekuasaan yang lebih tinggi darinya bila itu tidak benar.


Sejarah mencatat bahwa selama kurang lebih 30 tahun sejak dia memegang jabatan pertama kalinya, sebanyak lebih dari 30 orang pejabat tinggi termasuk beberapa mentri telah dipecat atau diturunkan pangkatnya olehnya atas tuduhan korupsi, kolusi, melalaikan tugas, dan lain-lain.

Dia sangat berpegang teguh pada pendiriannya dan tidak akan menyerah selama dianggapnya sesuai kebenaran. Dalam catatan sejarah, Beliau pernah 6 kali melapor pada Kaisar dan memintanya agar memecat pejabat tinggi, Zhang Yaozhuo, paman dari selir kelas atas kerajaan, 7 kali melapor untuk memecat Wang Kui, pejabat tinggi lain yang kepercayaan Kaisar; bahkan dia pernah beberapa kali membujuk Kaisar untuk memecat Perdana Menteri Song Yang.

Dalam pemerintahan, teman dekatnya adalah paman Kaisar yaitu Zhao Defang yang lebih dikenal dengan nama pangeran kedelapan (八王爷; Ba Wang Ye). Di kalangan rakyat, Bao Zheng dikenal sebagai hakim yang adil dan berani memutuskan segala sesuatu berdasarkan keadilan tanpa rasa takut, juga mampu membedakan mana yang benar dan yang salah.

Baginya siapapun termasuk kerabat dekat Kaisar sekalipun harus dihukum bila terbukti bersalah melakukan pelanggaran. Bao meninggal tahun 1062 dalam usia 63 tahun dan dimakamkan di makam keluarganya di Hefei, di kota itu juga dibangun sebuah kuil untuk mengenangnya, yang bernama Baogong ci (包公祠).

Bao Zheng banyak menghiasi karya literatur dalam sejarah Tiongkok, kisah hidupnya yang melegenda sering ditampilkan dalam opera dan drama, kebanyakan kisah-kisah ini telah di dramatisasi. Dalam opera biasanya dia divisualisasikan sebagai pria berumur dan berjenggot, dengan wajah hitam serta tanda lahir berbentuk bulan sabit di dahinya. Beberapa versi menyebutkan tanda ini berasal dari luka ketika dia memberi hormat dengan sangat keras pada ibunya untuk menunjukkan baktinya!
Pada tahun 1040, Bao Zheng dipromosikan menjadi prefek Duanzhou (Zhaoqing modern) di selatan, sebuah prefektur yang terkenal dengan batu tinta berkualitas tinggi, beberapa di antaranya dipersembahkan setiap tahun ke istana kekaisaran. Namun, Bao menemukan bahwa prefek sebelumnya telah mengumpulkan jauh lebih banyak batu tinta dari produsen daripada upeti yang dibutuhkan beberapa puluh kali lebih banyak untuk menyuap menteri yang berpengaruh dengan ekstra. Bao menghapus praktik tersebut dengan memberi tahu produsen untuk memenuhi kuota yang dibutuhkan saja.

Ketika masa jabatannya habis pada tahun 1043, Bao pergi tanpa satu pun batu tinta yang dimilikinya.Di Duanzhou dia menulis puisi ini:
清心為治本 (qīng xīn wèi zhì běn) Inti dari memerintah adalah memiliki hati yang bersih,
直道是身謀 (zhí dào shì shēn móu) Strategi hidup adalah mengikuti jalan lurus.
秀幹終成棟 (xiù gàn zhōng chéng dòng) Batang yang elegan pada akhirnya akan berubah menjadi pilar,
精剛不作鉤 (jīng gāng bù zuò gōu) Baja halus tidak dapat ditekuk menjadi kait.
倉充鼠雀喜 (cāng chōng shǔ què xǐ) Tikus dan burung pipit bergembira saat lumbung penuh,
草盡兔狐愁 (cǎo jǐn tù hú chóu) Kelinci dan rubah khawatir ketika padang rumput mati.
史冊有遺訓 (shǐ cè yǒu yí xùn) Buku-buku sejarah berisi ajaran dari mereka yang telah meninggal:
勿貽來者羞 (wú yí lái zhě xiū) Jangan biarkan keturunanmu hanya dengan rasa malu!


Disebutkan juga bahwa Kaisar menganugerahi Bao 3 buah Guillotine (鍘刀; Zhádāo) atau alat penggal dalam tugasnya sebagai hakim. Ketiga Guilotine itu mempunyai dekorasi yang berbeda dan digunakan untuk menghukum orang sesuai statusnya, yakni :
1. Guilotine kepala anjing (狗頭鍘; Gǒutóu zhá) untuk menghukum kalangan rakyat jelata,
2. Guilotine kepala macan (虎頭鍘; Hǔtóu zhá) untuk menghukum kalangan pejabat,
3. dan Guilotine kepala naga (龍頭鍘; Lóngtóu zhá) untuk menghukum kalangan bangsawan kekaisaran.

Dia juga dianugerahi tongkat emas kerajaan oleh Kaisar sebelumnya untuk menghukum Kaisar sendiri bila bersalah dan pedang pusaka kerajaan sebagai tanda berhak untuk menghukum siapapun termasuk anggota kerajaan tanpa melapor atau mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Kaisar.

Dalam tugasnya dia dibantu oleh 6 pembantunya, yaitu kepala pengawal yang ahli beladiri Zhan Zhao (展昭), sekretaris penasihat yang pandai Gongsun Ce (公孙策), serta 4 pengawal lainnya Wang Chao (王朝), Ma Han (馬漢), Zhang Long (張龍), dan Zhao Hu (趙虎).


Beberapa Kisah Legenda Bao Zheng
1. Zhá měi àn (鍘美案); mengisahkan Bao Zheng mengeksekusi Chen Shimei, seorang sarjana yang meninggalkan anak istrinya setelah lulus ujian kerajaan dan menikahi seorang wanita bangsawan. Chen bahkan mencoba membunuh istrinya dengan mengirim pembunuh bayaran.

2. Límāo huàn tàizǐ (貍貓換太子); mengisahkan Bao Zheng membongkar konspirasi dalam istana, dimana bayi putra mahkota ditukar dengan anak kucing ketika baru dilahirkan. Dalam kasus ini Bao harus berhadapan dengan kasim yang menjadi temannya pada awal kariernya, Guo Huai, sehingga Bao harus memilih antara perasaan pribadi sebagai teman dan kewajibannya menegakkan keadilan. Bao menyamar sebagai Dewa Yama, raja neraka untuk membongkar kejahatan Guo Huai. Guo pun akhirnya mengakui segalanya karena dia mengira telah berada di neraka.

Banyak kisah Jaksa Bao yang difilmkan oleh perusahaan film Taiwan, Hongkong dan Tiongkok dengan judul ‘Justice Bao‘ (包青天; Bao Qingtian) yang meraih popularitas luar biasa di Asia pada dekade 90-an. Meski hampir semua kisah dalam serial tersebut adalah fiksi yang dihubungkan dengan kehidupannya, namun syarat akan nilai-nilai tradisional Tiongkok masih ada, seperti bakti pada orang tua, kesetiaan pada Negara, dan keadilan bagi rakyat.
Bao Zheng kembali ke ibu kota dan diangkat menjadi penyelidik pada tahun 1044. Selama dua tahun berikutnya dalam posisi ini, Bao menyerahkan setidaknya 13 memorandum kepada Kaisar Renzong dari Song tentang militer, perpajakan, sistem pemeriksaan, dan ketidakjujuran dan ketidakmampuan pemerintah.
Pada 1045, Bao dikirim ke dinasti Liao sebagai utusan. Selama audiensi, seorang pejabat Liao menuduh Song melanggar perdamaian dengan memasang pintu samping rahasia di prefektur perbatasan Xiongzhou, untuk meminta pembelot dari Liao untuk intelijen. Bao membalas: "Mengapa pintu samping diperlukan untuk intelijen?" Subjek Liao tidak bisa menjawab.

Pada tahun-tahun berikutnya, Bao memegang posisi berikut:
Komisaris fiskal Hebei
Wakil Direktur Kementerian Kehakiman
Pembantu di Academy of Scholarly Worthies (直集賢院)
Wakil Komisaris Kementerian Pendapatan


Permaisuri favorit Kaisar Renzong adalah Selir Zhang, yang dia ingin jadikan permaisuri tetapi tidak bisa karena ditentang oleh ibunya (tidak diketahuinya, palsu), Janda Permaisuri Liu. Namun demikian, paman selir Zhang Yaozuo (張堯佐) dengan cepat dipromosikan dalam beberapa tahun dari jabatan lokal kecil ke jabatan tinggi, termasuk komisaris keuangan negara (三司使). Pada tanggal 12 Juli 1050, Bao dan dua sensor lainnya bersama-sama menyampaikan sebuah memorandum, yang dalam bahasa kasar menuduh Zhang biasa-biasa saja dan tidak tahu malu, bahkan menghubungkan bencana alam dengan pengangkatannya. Mungkin kesal, Kaisar Renzong tidak hanya tidak melakukan apa-apa pada Zhang Yaozuo, dia memberikan gelar kepada saudara perempuan Selir Zhang empat hari kemudian. Tapi Bao tidak menyerah. Dalam memorandum lain yang diajukan oleh dirinya sendiri, ia menulis:
Di semua dinasti, anggota keluarga permaisuri kekaisaran, bahkan ketika berbakat, tidak ditunjuk jabatan, apalagi yang biasa-biasa saja, tidak berbakat... Dalam sujud, subjek Anda melihat dinasti bangsa kita karena pendirinya selalu memilih menteri yang cerdas dengan hati-hati. untuk penunjukan, bahkan pada saat perbendaharaan meluap ... Keadaan (keuangan) saat ini mengerikan dan berbahaya dari segala arah, bagaimana mungkin orang ini diangkat ke pos itu dan mempertahankannya, menghancurkan harapan dunia dan mengabaikan urusan dunia ? Subjek Anda benar-benar dan menyakitkan merasa kasihan pada Yang Mulia.

Sebagian untuk meredakan protes Bao dan lainnya, kaisar memberhentikan Zhang Yaozuo dari komisaris keuangan negara, tetapi malah mengangkatnya menjadi empat komisaris sekaligus: komisaris pelayan istana, komisaris militer Huainan, komisaris militer Qunmu (群 ), dan komisaris Istana Jingling (景靈宮). Dalam sebuah memorandum tertanggal 26 Desember, Bao menyuarakan protes kerasnya dan menulis:
Situasi saat ini adalah, jika Yang Mulia bertekad untuk menunjuk Yaozuo, maka usir penasihat ini; jika Yang Mulia mendengarkan penasihat ini, maka (Yang Mulia) harus menghapus Yaozuo.

Dalam sidang pengadilan berikutnya untuk mengautentikasi pos-pos ini, terjadi perdebatan sengit di pengadilan yang dipimpin oleh tujuh menteri termasuk Bao, yang mengakibatkan pencopotan komisaris pelayan istana dan komisaris Istana Jingling dari pengangkatan Zhang. Beberapa dekade kemudian, Zhu Bian (朱弁, 1085–1144) menulis kisah lucu dalam karyanya Anekdot dari Quwei (曲洧舊聞), yang mungkin berkontribusi pada pengembangan legenda masa depan:
Suatu hari, ketika kaisar hendak mengadakan audiensi, Wencheng (nama anumerta Selir Zhang) mengirimnya pergi jauh-jauh ke pintu istana istana, membelai punggungnya dan berkata: "Suamiku, jangan lupa, komisaris pelayan istana hari ini." Kaisar berkata, "Oke, oke." Ketika dia mengeluarkan dekritnya, Bao Zheng meminta untuk berbicara. Bao berbicara panjang lebar tentang alasan untuk menentang, mengucapkan ratusan kalimat berulang kali, suaranya begitu keras dan gelisah sehingga ludah memercik ke wajah kaisar. Kaisar, untuk menghentikannya, menyerah (atas dekrit). Wencheng, ... saat menerima (kaisar), membungkuk dan berterima kasih. Kaisar, menyeka wajahnya dengan lengan bajunya, berkata: "... Yang kamu tahu hanyalah meminta komisaris pelayan istana, komisaris pelayan istana. Tidakkah kamu tahu bahwa Bao Zheng adalah wakil kepala sensor?"

Selama tahun-tahunnya dalam dinas pemerintah, Bao memiliki tiga puluh pejabat tinggi yang diturunkan atau diberhentikan karena korupsi, penyuapan, atau melalaikan tugas. Selain itu, sebagai sensor kekaisaran, Bao menghindari hukuman meskipun banyak sensor kekaisaran kontemporer lainnya telah dihukum karena pernyataan kecil.
Pada 1057, Bao diangkat sebagai hakim ibu kota Bian (sekarang Kaifeng). Bao memegang posisi itu hanya untuk jangka waktu satu tahun, tetapi ia memprakarsai beberapa reformasi administrasi material, termasuk mengizinkan warga untuk secara langsung mengajukan keluhan kepada administrator kota, sehingga melewati pegawai kota yang diyakini korup dan membayar pegawai lokal. keluarga yang kuat.
Meskipun Bao mendapatkan banyak ketenaran dan popularitas dari reformasinya, pelayanannya setelah masa jabatan sebagai Hakim Bian kontroversial. Misalnya, ketika Bao memberhentikan Zhang Fangping (張方平), yang merangkap tiga jabatan penting, Bao diangkat ke jabatan tersebut sebagai penerus Zhang. Ouyang Xiu (欧阳修) kemudian mengajukan teguran terhadap Bao.
Bao juga pernah menjadi Menteri Keuangan. Meskipun berpangkat tinggi di pemerintahan, Bao menjalani kehidupan sederhana seperti orang biasa.
Selain tidak toleran terhadap ketidakadilan dan korupsi, Bao terkenal karena kesalehan anak dan sikapnya yang keras. Pada masa hidupnya, Bao mendapatkan nama "Hakim Berwajah Besi" (鐵面判官) dan juga dikatakan di antara publik bahwa senyumnya "lebih langka daripada air jernih di Sungai Kuning".
Karena ketenarannya dan kekuatan reputasinya, nama Bao menjadi sinonim dengan "pejabat jujur dan jujur" (清官) yang diidealkan, dan dengan cepat menjadi subjek populer dari drama dan sastra vernakular awal. Bao juga dikaitkan dengan dewa Yanluo (Yama) dan "Birokrasi Neraka" dari Marchmount Timur, karena kemampuannya untuk menilai urusan di akhirat serta dia menilai mereka di alam kehidupan.

Keluarga
Bao Zheng memiliki dua istri, Nyonya Zhang dan Nyonya Dong. Bao memiliki satu putra, Bao Yi (鍖呯苟), lahir 1033, dan dua putri dengan Lady Dong. Putra tunggalnya Bao Yi meninggal pada tahun 1053 dalam usia yang relatif muda saat menjadi pejabat pemerintah, dua tahun setelah pernikahannya dengan Lady Cui (宕旀皬). Putra Bao Yi, Bao Wenfu (鍖呮枃杈?, meninggal sebelum waktunya pada usia lima tahun.
Namun, ketika seorang pembantu muda Lady Sun (濯靛瀛欐皬) di keluarga Bao Zheng hamil, Bao menyuruhnya pulang ke kampung halamannya. Nyonya Cui, istri Bao Yi, mengetahui bahwa pembantunya sedang mengandung anak ayah mertuanya, terus mengirim uang dan pakaian ke rumahnya. Setelah kelahiran putra Nyonya Sun bernama Bao Yan (鍖咅珓? pada tahun 1057, Nyonya Cui diam-diam membawanya ke rumahnya untuk mengasuhnya. Tahun berikutnya, dia membawanya kembali ke ayah kandungnya, sehingga memungkinkan kelanjutan garis keluarga Bao. Bao Zheng dan istrinya sangat bersukacita, dan mereka mengganti nama putra baru mereka menjadi Bao Shuo (鍖呯冬).
Istri Bao Yi, Lady Cui, sangat dipuji dalam sumber-sumber resmi atas pengabdiannya pada perlindungan garis keluarga. Kisah ini sangat berpengaruh pada pembentukan legenda bahwa Bao Zheng dibesarkan oleh kakak iparnya, yang ia sebut "ibu ipar" (瀚傚).

Kematian
Bao meninggal di Ibu Kota Kaifeng (sekarang Kaifeng, Henan) pada tahun 1062. Tercatat bahwa dia meninggalkan peringatan berikut untuk keluarganya:
Setiap keturunan saya yang melakukan suap sebagai pejabat tidak diperbolehkan pulang atau dimakamkan di tempat pemakaman keluarga. Dia yang tidak berbagi nilai-nilai saya bukanlah keturunan saya.
Bao dimakamkan di Daxingji pada tahun 1063. Makamnya dibangun kembali oleh pejabat Jalan Huaixi pada tahun 1066. Lady Dong meninggal pada tahun 1068 dan dimakamkan di sebelahnya.
Pemakaman Bao Gong (包公墓园) dibangun kembali di sebelah Kuil Bao Gong di Hefei di kawasan hutan Henan pada tahun 1985 dan selesai pada tahun 1987 untuk melestarikan sisa-sisa Bao Zheng dan artefak dari bekas makam. Adapun lokasi yang tepat untuk sisa Bao Zheng dan keluarganya tetap, keturunannya tetap bungkam.

Keturunan terkenal
Generasi ke-9: Bao Hui
Generasi ke-27: Bao Fang Wu
Generasi ke-28: Pao Siu Loong
Generasi ke-29: Yue-Kong Pao, Yue-Shu Pao, Pao Teh-ming
Generasi ke-30: Anna Pao Sohmen, Bessie Pao Woo, Cissy Pao Watari, Doreen Pao
Generasi ke-32: Bao Zhenming
Generasi ke-33: Bao Huacheng, Bao Huazhang, Bao Huabing, Bao Huajun, Bao Huaxiu, Bao Shengdong, Run Bao, Anthony Bao, Tino Bao
Generasi ke-34: Bao Tingzheng, Bao Wei, Bao Dan, Bao Huifang, Bao Yong, Bao Zunxin

Tradisi sastra
Kisah-kisah Bao Zheng diceritakan kembali dan dilestarikan khususnya dalam bentuk seni pertunjukan seperti opera Cina dan pingshu. Bentuk tertulis dari legendanya muncul di Dinasti Yuan dalam bentuk Qu. Fiksi vernakular Hakim Bao populer di Dinasti Ming dan Qing. Seorang protagonis umum fiksi gong'an, cerita Hakim Bao berputar di sekitar Bao, seorang hakim, menyelidiki dan memecahkan kasus kriminal. Ketika Sherlock Holmes pertama kali diterjemahkan ke dalam bahasa Cina pada Dinasti Qing, orang Cina menyebut Sherlock sebagai "Hakim Bao dari Inggris."

Di Dinasti Yuan, banyak drama (dalam bentuk qu dan zaju) yang menampilkan Bao Zheng sebagai tokoh sentral. Lakon tersebut antara lain:
Rescriptor Bao dengan Cerdik Menyelidiki Lingkaran Kapur (包待制智勘灰闌記) oleh Li Qianfu
Rescriptor Bao Tiga Kali Menyelidiki Mimpi Kupu-Kupu (包待制三勘蝴蝶夢) oleh Guan Hanqing, terjemahan bahasa Inggris dapat ditemukan di Yang & Yang 1958
Rescriptor Bao Cleverly Executes Court Official Lu (包待制智斬魯齋郎) oleh Guan Hanqing, terjemahan bahasa Inggris dapat ditemukan di Yang & Yang 1958 (sebagai The Wife-Snatcher)
Rescriptor Bao Sells Rice at Chenzhou (包待制陳州糶米), terjemahan bahasa Inggris dapat ditemukan di Hayden 1978
Ding-ding Dong-dong: The Ghost of the Pot (玎玎當當盆兒鬼), terjemahan bahasa Inggris dapat ditemukan di Hayden 1978
Rescriptor Bao Cerdik Menyelidiki Bunga Halaman Belakang (包待制智勘後庭花) oleh Zheng Tingyu, terjemahan bahasa Inggris dapat ditemukan di Hayden 1978

Juga ditemukan dari periode ini termasuk beberapa balada yang telah diterjemahkan oleh Wilt L. Idema pada tahun 2010.
Novel abad ke-16 Bao Gong An oleh An Yushi (安遇時) (diterjemahkan sebagian oleh Leon Comber pada tahun 1964) meningkatkan popularitasnya dan menambahkan elemen detektif pada legendanya.
Novel abad ke-19 The Seven Heroes and Five Gallants oleh pendongeng Shi Yukun (石玉昆) (sebagian diterjemahkan oleh Song Shouquan pada tahun 1997 serta Susan Blader pada tahun 1997) menambahkan sentuhan wuxia pada ceritanya.
Di Paviliun Sepuluh Ribu Bunga (萬花樓), Lima Macan Taklukkan Barat (五虎平西), Lima Macan Taklukkan Selatan (五虎平南) dan Lima Macan Taklukkan Utara (五虎平北), empat seri wuxia novel yang disusun oleh Li Yutang (李雨堂) selama Dinasti Qing, Bao Zheng, Di Qing dan Yang Zongbao muncul sebagai karakter utama.
Dalam Apa yang Tidak Akan Didiskusikan oleh Guru (子不語), sebuah biji Dinasti Qing oleh Yuan Mei (袁枚), Bao Zheng serta keyakinan bahwa ia mampu menilai urusan manusia dan makhluk gaib ditampilkan.


#Historikal #History 
#WuxiaIndonesia #WuxIn #Wuxia
#JaksaBao #BaoZheng #WoLong

Friday, January 7, 2022

KALA PENGADILAN MEMVONIS POTONG TANGAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH

Beginilah keadilan ditegakkan sehingga Islam jaya.

KALA PENGADILAN MEMVONIS POTONG TANGAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH
------
Sultan Al Fatih secara nyata membuktikan kebenaran Hadist Rasulullah akan takluknya Konstantinopel di tahun 1453. Penaklukkan itu membuat gempar seantero dunia.

Sultan Al Fatih kemudian mengubah Konstantinopel menjadi pusat ibukota Utsmaniyah. Selama kepemimpinan Sultan Al Fatih, Utsmaniyah mencapai puncaknya. Kehidupan berjalan baik dan maju. Namun hasrat Sultan Al Fatih untuk terus menaklukkan tak terhenti. Bahkan dia sempat merangsek menuju kota Roma. Hal inilah yang membuat penguasa Roma, mengungsi dari singgasananya.

Meski demikian, kepemimpinan Sultan Al Fatih di dalam negeri bisa dibilang cukup adil. Hukum yang diterapkan benar-benar berwibawa. Malah dia sendiri sempat divonis bersalah hukuman potong tangan oleh Mahkamah al Isti’naf (pengadilan) di era itu.

Kasusnya bermula ketika Sultan Al Fatih berniat mendirikan sebuah masjid Jami’ di kota Islambol itu. Dia kemudian menugaskan seorang Insinyur Romawi, Epsalanti, untuk memimpin dan mengawasi proyek pembangunan Masjid itu. Epsalanti memang dikenal insinyur yang mumpuni.

 Salah satu perintah Sultan, bahwa tiang-tiang Masjid Jami’ itu mesti dibuat dari bahan marmer. Tiang-tiang itu juga harus dibuat tinggi, agar Masjid Jami’ bisa dilihat dari berbagai penjuru. Sultan Al Fatih pun menentukan batas ketinggian yang harus dicapai itu. Perintah itu langsung ditujukannya kepada Epsalanti tadi.

Akan tetapi dalam pembangunannya, Epsalanti malah memotong tiang-tiang itu. Hingga ketinggian tiang Masjid Jami’ itu tak seperti yang dipesan oleh Sultan. Epsalanti bersikap demikian karena suatu sebab. Ketika Sultan mengetahui hal itu, dia marah besar. Epsalanti dianggap melakukan pencurian karena mengurangi ketinggian tiang-tiang tadi. Sultan Al Fatih pun memerintahkan agar tangan Epsalanti dipotong.

Ternyata keputusan itu langsung dieksekusi. Tangan Epsalanti dipotong. Pasalnya tiang-tiang yang sudah dibawa dari tempat yang jauh, menjadi tak berguna sama sekali. Perintah potong tangan itu dikeluarkan Sultan Al Fatih dalam keadaan emosi dan marah.

 
Tapi nasi sudah jadi bubur. Tangan Epsalanti sudah terpotong. Sultan Al Fatih pun sempat menyesali keputusannya itu. Karena dianggapnya perintah itu terlalu berlebihan.

Namun di mata Epsalanti, tindakan Sultan itu sudah kelewatan. Itu sudah dianggap sebuah kedzaliman, begitulah pandangan Epsalanti. Alhasil dirinya pun mengadukan Sultan Al Fatih kepada Mahkamah Al Isti’naf itu.

Di Mahkamah itu ada seorang Qadhi yang dikenal adil. Namanya Syaikh Shari Khidr Jalabi. Dialah yang kemudian mengadili kasus ini. Qadhi Syaikh Shari Khidr Jalabi kemudian mengutus orang untuk memanggil Sultan Al Fatih untuk datang ke pengadilan. Karena, walau sebagai Sultan, Al Fatih mendapat aduan dari seorang rakyatnya yang menuntut keadilan.
Mendapat panggilan dari Qadhi, Sultan tak ragu menghadiri pengadilan itu. Ketika hari persidangan, Sultan Al Fatih pun masuk ke ruangan sidang. Sultan Al Fatih kemudian duduk di barisan tempat duduk yang disediakan. Tapi sikap Sultan itu kemudian dihardik oleh qadhi Syaikh Shari Khidr Jalabi.

“Anda tidak boleh duduk, Tuan!” hardik sang Qadhi, tanpa ragu. Sultan Al Fatih terkejut. Dia terdiam.

“Engkau harus tetap berdiri di samping lawan engkau itu,” tegas Qadhi lagi.

Sultan Al Fatih pun menurut. Sosok yang begitu disegani oleh belantara Eropa, diam seribu bahasa didepan sang Qadhi. Karena Al Fatih sangat mematuhi hukum Islam.

Kemudian Sultan Al Fatih berdiri berjejer dengan Epsalanti itu. Sang Insiyur itu kemudian membeberkan kedzaliman yang telah diterimanya itu. Ketika giliran Sultan berbicara, Al Fatih mendukung apa yang telah dijelaskan oleh sang Insiyur. Dia tak membantahnya.

Setelah Sultan Al Fatih selesai bicara, ia pun diminta berdiri. Qadhi Syaikh Shari Khidr Jalabi berpikir sejenak. Tidak lama kemudian Qadhi itu mengeluarkan vonisnya untuk Sultan Al Fatih.
“Berdasarkan aturan-aturan Syariat, maka tangan engkau juga harus dipotong sebagai bentuk qishash, wahai Sultan!”

Yang terkejut justru sang insinyur ketika mendengarkan putusan itu. Dia tak menyangka, seorang Sultan Islam, yang menunjuk Qadhi itu sebagai hakim, malah dikenakan hukuman potong tangan oleh qadhi itu sendiri.

Tubuh Epsalanti sampai bergetar mendengar putusan qadhi itu, atas kasus yang dilaporkannya. Sultan Al Fatih hanya terdiam sembari berdoa. Epsalanti sama sekali tak menyangka vonis seperti itu yang bakal dikeluarkan oleh qadhi. Padahal niat awal Epsalanti adalah dia menuntut ganti rugi karena tangannya telah dipotong.

Epsalanti kemudian bangkit. Dengan suara gemetar, tercekak dan terbata-bata, dia malah memutuskan untuk menarik kasusnya itu.

“Saya tak menyangka hasilnya seperti ini, saya memutuskan untuk menarik pengaduan saya terhadap Sultan,” tutur Epsalanti terbata-bata. Padahal Sultan Al Fatih sudah sangat menerima putusan itu. Karena hal itu merupakan konsekwensi yang harus ditegakkan bagi seorang muslim.

Epsalanti pun berujar lagi bahwa sesungguhnya dia berharap adanya ganti rugi belaka atas kasus yang dialaminya. Karena dia beralasan memotong tangan Sultan Al Fatih sama sekali tak memberi manfaat buat dirinya.

Karena permintaan Epsalanti yang seperti itu, Qadhi pun memutuskan agar Sultan Al Fatih membayarkan 10 keping Dinar kepada Epsalanti, sebagai ganti rugi atas memotong tangannya. 10 Dinar itu mesti dibayarkan Sultan Al Fatih setiap bulan kepada Epsalanti. Begitulah hukuman itu dijatuhkan.

Namun Sultan Al Fatih memutuskan untuk membayar 20 Dinar setiap hari sepanjang hidupnya kepada sang insinyur itu. Hal itu dilakukan Sultan Al Fatih sebagai hadiah atas ungkapan kegembiraannya karena lolos dari hukuman qishash dan bentuk penyelesaiannya atas kasus itu.

Begitulah sistem peradilan Islam. Kisah keadilan seperti ini tentu sangat muskyl ditemui dalam sistem hukum yang tak merujuk pada Al Quran dan As Sunnah dalam Negara Islam.

Sumber: Kitab Rawai’ min at-Tarikh al-‘Usmani.